Beritaharianpemalang.blogspot.com - Sudah tidak menjadi rahasia lagi kalau di jalan pantura wilayah Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah terdapat dua titik warung remang-remang dengan berkedok warung minuman, namun pada kenyataannya menyediakan wanita pelayannya berikut pelayanan plus plus.
Kedua tempat tersebut bernama Calam letaknya disebelah utara terminal induk Pemalang dan satunya lagi warung remang-remang yang lokasi di pantura dengan nama comal baru ikut wilayah kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang.
Pemerintah Kabupaten Pemalang, melalui satpol PP sudah memasang pengumuman dikedua tempat tersebut agar tidak ada pelanggaran perda yaitu prostitusi, namun peringatan tersebut dianggap angin lalu-lalu. Dan yang membuat kita menjadi sangat miris setelah adanya kesepakatan dengan pihak-pihak terkait tentang larangan beroperasinya semua tempat hiburan malam dan lokalisasi serta warung remang2 di Kabupaten Pemalang selama Bulan Suci Ramadhan justru dikedua tempat ini malah tambah ramai, hal itu bisa dilihat dengan banyak pengunjung baik dengan menggunakan mobil maupun kendaraan roda dua yang tampak berjejer di sepanjang lokasi tersebut.
"Sudah berkali-kali kami razia tempat tersebut, dan beberapa wanita pernah kami sidangkan dengan pidana tipiring,"kata Wahyu Sukarno Kasatpol PP Pemalang,"bahkan sa'at ini kami sedang mempersiapkan perda yang keras untuk mengatasi praktek prostitusi tersebut dimana tidak hanya yang wanita saja yang akan kami jerat pidana, pemakainya juga akan kami pidanakan",imbuhnya ketika ditemui kantornya.
Transaksi bisnis lendir oleh wanita peramu nikmat sudah dimulai dari siang hari, jam 10.00 sudah buka lapak, hal itu pernah kami buktikan dengan investigasi beberapa waktu lalu,
"Cukup Rp. 100.000(seratus ribu) mas bisa main sepuasnya, bisa berkali-kali dan itu sudah beserta kamar," kata wanita setengah baya yang sedang mangkal diwarung tersebut sambil menunjukan kamar tempatnya untuk bertransaksi sex yang hanya beralaskan kasur tipis.
Dengan alasan sederhana, saya katakan oke mbak saya tek beli jamu kuat dulu biar tahan lama nanti ke sini lagi. Selanjutnya investigasi dilakukan ke warung lainnya, kali ini pelayannya cukup muda dan bersih ,"mas mau ngopi dulu atau langsung ngamar ,"ucapnya tanpa basa-basi.
"berapa tarifnya ", jawabku singkat,
"Rp 125.000(seratus dua puluh lima )ribu ", jawab wanita tersebut sambil tersenyum manis dan melanjutkan ucapannya,"sepuasnya mas boleh berkali-kali".
"Apakah ada kondom? ", tanyaku (saya berharap jawabannyabanya tidak ada karena akan saya jadikan alasan)
"Tidak menyediakan mas, tapi tenang saja mas, saya bersih tiap bulan ke dokter",kata wanita tersebut.
"Okeh mbak saya beli kondom dulu sebentar, nanti saya kesini lagi",jawabku. Mendengar jawaban saya, tampak wanita tersebut kurang suka dilihat dari raut wajahnya, tapi saya tidak peduli langsung pergi dan menuju kantor media panturaonline.co.id. dan kepada teman-teman saya sampaikan hal tersebut sehingga pada Jum'at, 31 Mei 2019 malam, rekan-rekan wartawan dari panturaonline.co.id melakukan investigasi.
Dari investigasi tersebut diperoleh fakya selain menjajakan sex untuk para hidung belang, ternyata warung- warung tersebut juga menyediakan minuman keras bagi para tamunya dengan tambahan alunan musik karaoke alakadarnya.
Menurut ALS (25) salah satu PSK penghuni warung "saya baru 3 bulan mas disini, asli saya dari Pemalang Selatan, kalo mau ngamar di sini tarif nya 100 - sampai 200 rb mas itu sudah plus sewa kamar" Ujarnya “disini mulai buka jam 10 siang sampai jam 2 dini hari mas, tapi kalo masih ada tamu ya kita bisa buka sampai adzan subuh” pungkasnya
Tarif yang terjangkau bagi para pria hidung belang kelas bawah tentunya akan sangat betah di tempat tersebut untuk sekedar menyalurkan syahwatnya sekaligus menenggak beberapa gelas minuman keras yang disediakan
Rangsangan para penjaja sex di prostitusi comal baru tentu memperlarut para hidung belang agar semakin betah hingga tak lagi memperdulikan alunan tadarus Al Quran Bulan Ramadhan dari masjid yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari lokalisasi comal baru
Terkait larangan membuka tempat porstitusi di bulan ramadhan para penjaja sex pun memilih bungkam dan menjawab alakadarnya "Kalo masalah dengan adanya larangan beroperasi di bulan Ramadhan saya nda bisa jawab mas takut salah, saya hanya ikut perintah mami yang punya warung,"tambahnya.
Menjadi tanggung siapa hal tersebut ? tentu pertanyaan tersebut akan terlintas di benak kita masing masing, karena apapun alasannya dan siapupun eksekutornya nanti tentu masyarakat sudah gerah dengan hal tersebut, terlebih lagi Bulan Suci Ramadhan sudah ternodai oleh porstitusi yang secara terang terangan terjadi di comal baru.
Artikel ini di tulis berdasarkan investigasi langsung ke lokasi oleh jurnalis panturaonlie.co.id pada tanggal 31 mei 2019, dengan mengambil beberapa sample warung dan melakukan wawancara langsung ke beberapa penjaja sex dan pengunjung
Reporter : Eki D, Dedi U
Penulis : Eki Diantara
Penulis : Joko Longkeyang(untuk waktu siang hari)
Editorial : Heri Hermawan
0 Komentar